Facebook perancang ide segar

Rabu, 21 Oktober 2009

Jogja Legend Sujud Kendang dan Semangatnya

Jogja terkenal sebagai penghasil seribu musisi dan seniman handal. Sebut saja dari Butet Kertaerdjasa, Didik Nini Towok, Kelik Pelipurlara hingga Sheila on 7. Diantara banyak bintang hebat yang bersinar tesebut, muncul sosok bintang sederhana yang sungguh berbeda dan keren. Sujud Sutrisno namanya, akrab disapa Sujud Kendang, lelaki kelahiran 56 tahun silam ini memiliki spirit luar biasa dalam merintis karirnya. Dia memulai bernyanyi di jalanan sejak 1964, tidak lain dan tidak bukan kendanglah yang menjadi senjata utamanya. Meski sejak kecil diajari Karawitan, namun Pak Sujud memilih kendang sebagai alat musik favoritnya. Dia tidak menyebutnya sebagai pengamen melainkan PPRT alias Pemungut Pajak Rumah Tangga. Musik yang disuguhkan tidak sembarang kosongan belaka. Terdapat himbauan berbalut kocak namun tetap mengena.
Ia sangat dihormati oleh pengamen jalanan dan seniman lainnya. Sujud berkata bahwa kendala utama dalam karir bermusiknya (mengamen) ialah hujan. Setiap kali hujan turun maka itu akan menghambat dirinya dalam "bekerja dari pintu ke pintu" karena bermain kendang sambil memegang payung adalah hal yang sulit. Mantan anggota Teater Alam ini terbilang sebagai seniman yang cukup kondang. Ia pernah tampil sepanggung dengan musisi kelas dunia.
ebagaimana orang jawa sejati, Sujud percaya akan salah satu Falsafah Jaawa yaitu "nrimo ing pandum" yang berarti menerima suratan takdir dengan kesabaran dan kerendahan hati. Menurut Sujud, takdir atas dirinya berada di tangan Tuhan. Setiap kali mengakhiri permainan musiknya, dia tidak pernah berharap bayaran, namun menerima apa yang orang lain berikan secara ikhlas.

Hasil Karya

  • Street Music of Java, musik orisinil, direkam tahun 1976-1978. Album ini diedarkan di Amerika Serikat dan Eropa. Namun demikian, Sujud dan musisi lain yang terlibat di dalam pembuatan album ini tidak menerima royalti dari penerbit album (record label).
  • Live in Bantul (Tahun 2001) oleh Blass record

Pengahargaan dan Keikutsertaan

  • Tampil di "Pisowanan Agung" di Kraton Yogyakarta di hadapan Sri Sultan HB X pada tanggal 20 mei 1988.
  • Kua Etnika, sebuah grup musik yang dipimpin oleh Jaduk Ferianto, memberi penghargaan kepada Sujud dengan menjulukinya sebagai "Pengamen Agung" Indonesia.
  • Penampil dalam The First Indonesia International Drum Festival.
  • Konser Tunggal di Bantul pada tanggal 25 April 2001.
  • Penampil dalam Festival Gamelan Yogyakarta ke-7 pada tahun 2002.

Monggo download karya Sujud Kendang tapi longgarkan dulu ikat pinggangmu

Teladani sikap sederhananya dan jaga keajegan karyamu!
(SS) -Sujud Sutrisno-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar